At Taubah 9:70
"Belumkah datang
kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka,
(yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan
negeri-negeri yang Telah musnah?[649]. Telah datang kepada mereka
rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah
sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri."
[649] 'Aad adalah
kaum nabi Hud, Tsamud ialah kaum nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah
kaum nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang Telah musnah adalah kaum
nabi Luth a.s.
Al Qamar 54 : 33-34
33. Kaum Luth-pun Telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya).
34. Sesungguhnya kami Telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. mereka kami selamatkan sebelum fajar menyingsing.
34. Sesungguhnya kami Telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. mereka kami selamatkan sebelum fajar menyingsing.
Salah satu adzab
Allah paling dahsyat yang dikisahkan dalam Al-Quran adalah tentang
pemusnahan kaum Nabi Luth. Mereka diadzab Allah karena melakukan
praktek homoseksual. Menurut kitab Perjanjian Lama, kaum Nabi Luth ini
tinggal di sebuah kota bernama Sodom. Sehingga karena itu praktek
homoseksual saat ini kerap disebut juga sodomi.
Penelitian
arkeologis mendapatkan keterangan, kota Sodom semula berada di tepi
Laut Mati (Danau Luth) yang terbentang memanjang di antara perbatasan
Israel-Yordania. Dengan sebuah gempa vulkanis yang diikuti letusan lava,
kota tersebut Allah runtuhkan, lalu jungkir-balik masuk ke dalam Laut
Mati.
Layaknya
orang jungkir-balik atau terguling, kerap bagian kepala jatuh duluan,
lalu diikuti badan dan kaki. Begitu pula kota Sodom, saat runtuh dan
terjungkal, bagian atas kota itu duluan yang terjun ke dalam laut,
sebagaimana Allah kisahkan dalam Al-Quran: Maka tatkala datang adzab
Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang
di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi. (Surat Huud ayat 82).
82.
Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
Hasil
penelitian ilmiah kontemporer menjelaskan, bencana itu dapat terjadi
karena daerah Lembah Siddim, yang di dalamnya terdapat kota Sodom dan
Gomorah, merupakan daerah patahan atau titik bertemunya dua lempengan
kerak bumi yang bergerak berlawanan arah. Patahan itu berawal dari
tepi Gunung Taurus, memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan
berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba dan terus melintasi
Laut Merah, hingga berakhir di Afrika.
Biasanya, bila dua lempengan kerak bumi ini bergeser di daerah patahan maka akan menimbulkan gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami (gelombang laut yang sangat besar) yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga biasa diikuti dengan letusan lava/lahar panas dari perut bumi.
Hal seperti itu pula yang terjadi pada kota Sodom, sebagaimana diungkap peneliti Jerman, Werner Keller, “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewatai daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan.”
Dengan keterangan ilmiah tersebut dapat direkonstruksi kembali bagaimana adzab Allah itu menimpa ummat Nabi Luth yang ingkar kepada-Nya. Bencana itu didahului dengan sebuah gempa yang menyebabkan tanah menjadi merekah. Dari rekahan itu muncul semburan lahar panas yang menghujani penduduk kota Sodom. Di bawah pesisir Laut Mati juga terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana mudah terbakar.
Kemungkinan besar, letusan lava serta semburan gas metana itulah yang Allah maksudkan dalam Al-Quran dengan hujan batu dari tanah yang terbakar. Bencana itu diakhiri dengan terjunnya kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.
Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan teori ini. Para ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, lalu mengguncangnya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk lalu terbenam di dalamnya.
Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting, bahwa kaum Luth yang disebutkan Al-Quran memang pernah hidup di masa lalu, kemudian mereka punah diazab Allah akibat kebejatan moral mereka. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap dan sesuai benar dengan pemaparan Al Qur’an.
Biasanya, bila dua lempengan kerak bumi ini bergeser di daerah patahan maka akan menimbulkan gempa bumi dahsyat yang diikuti dengan tsunami (gelombang laut yang sangat besar) yang menyapu kawasan pesisir pantai. Juga biasa diikuti dengan letusan lava/lahar panas dari perut bumi.
Hal seperti itu pula yang terjadi pada kota Sodom, sebagaimana diungkap peneliti Jerman, Werner Keller, “Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewatai daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman (Laut Mati). Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan petir, keluarnya gas alam serta lautan api. Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik (berupa gempa) yang telah lama tertidur sepanjang patahan.”
Dengan keterangan ilmiah tersebut dapat direkonstruksi kembali bagaimana adzab Allah itu menimpa ummat Nabi Luth yang ingkar kepada-Nya. Bencana itu didahului dengan sebuah gempa yang menyebabkan tanah menjadi merekah. Dari rekahan itu muncul semburan lahar panas yang menghujani penduduk kota Sodom. Di bawah pesisir Laut Mati juga terdapat sejumlah besar timbunan kantung-kantung gas metana mudah terbakar.
Kemungkinan besar, letusan lava serta semburan gas metana itulah yang Allah maksudkan dalam Al-Quran dengan hujan batu dari tanah yang terbakar. Bencana itu diakhiri dengan terjunnya kota Sodom bersama penduduknya ke dalam Laut Mati.
Serangkaian percobaan ilmiah di Universitas Cambridge membenarkan teori ini. Para ilmuwan membangun tiruan tempat berdiamnya kaum Luth di laboratorium, lalu mengguncangnya dengan gempa buatan. Sesuai perkiraan, dataran ini terbenam dan miniatur rumah tergelincir masuk lalu terbenam di dalamnya.
Penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah ini mengungkap satu kenyataan penting, bahwa kaum Luth yang disebutkan Al-Quran memang pernah hidup di masa lalu, kemudian mereka punah diazab Allah akibat kebejatan moral mereka. Semua bukti terjadinya bencana itu kini telah terungkap dan sesuai benar dengan pemaparan Al Qur’an.
Al Hijr 15 : 74-75
74. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.
75. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.
75. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.
HANCURNYA KOTA POMPEII
Pompeii adalah
sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat
kotaCampania, Italia. Pompeii hancur oleh letusan gunung Vesuvius pada
79 M. Debu letusan gunung Vesuvius menimbun kota Pompeiikota ini hilang
selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali dengan tidak sengaja.
Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang
luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan
Kekaisaran Romawi. Di sana terdapat semacam colloseum, tempat ini
digunakan untuk:
- Pertarungan Gladiator
- Penerapan sistem perbudakan yang tak manusiawi
Nasib Pompeii
mirip dengan kaum Nabi Luth. Kehancuran Pompeii terjadi melalui letusan
gunung berapi Vesuvius.Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia,
khususnya kota Naples. Gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun
yang lalu itu juga dinamai 'The Mountain of Warning' (Gunung
Peringatan). Tentunya pemberian nama ini bukanlah tanpa sebab. Adzab
yang menimpa penduduk Sodom dan Gomorah, yakni kaum Nabi Luth as,
sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii.
Di sebelah kanan
gunung Vesuvius terletak kota Naples, sedangkan kota Pompeii berada
di sebelah timur gunung tersebut. Lava dan debu dari letusan maha
dasyat gunung tersebut yang terjadi dua milenia yang lalu membumi
hanguskan penduduk kota. Malapetaka itu terjadi dalam waktu yang
sangat mendadak sehingga menimpa segala sesuatu yang ada di kota
termasuk segala aktifitas sehari-hari yang tengah berlangsung.
Aktifitas yang dilakukan penduduk dan segala peninggalan yang ada
ketika bencana terjadi kini masih tertinggal persis sama seperti
ketika bencana tersebut terjadi 2000 tahun yang lalu, seolah-olah
waktu
tidak bergeser dari tempatnya.
tidak bergeser dari tempatnya.
Pemusnahan
Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya
bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut
ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut
dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi.
Lava gunung
Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam
waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak
seorangpun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir
bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak
mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut,
wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang
sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut. Banyak
sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi
sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat
sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka
melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula
pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG.
Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan
dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka
menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejap.
Aspek ini
menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa
adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an, sebab Alqur'an secara khusus
mengisyaratkan 'pemusnahan secara tiba-tiba',bahkan ada fosil yang masih
utuh dalam keadaan posisi duduk
ketika mengisahkan peristiwa yang demikian ini. Misalnya, 'penduduk
suatu negeri' sebagaimana disebut dalam surat Yaasiin ayat 13 musnah
bersama-sama secara keseluruhan dalam waktu sekejap. Keadaan ini
diceritakan sebagaimana berikut:
'Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.' (QS. Yaasiin, 36:29)
Di surat
Al-Qamar ayat 31, pemusnahan dalam waktu yang singkat kembali disebut
ketika kehancuran kaum Tsamud dikisahkan: 'Sesungguhnya Kami menimpakan
atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka
seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang
binatang.'Kematian masal penduduk kota Pompeii terjadi dalam waktu
yang sangat singkat persis sebagaimana adzab yang dikisahkan dalam
kedua ayat di atas.
KAUM ‘AD DAN UBAR
Kaum lain yang
dihancurkan dan disebutkan dalam berbagai surat dalam Al Qur'an adalah
kaum 'Ad yang disebutkan setelah kaum Nuh. Nabi Hud yang diutus untuk
kaum 'Ad memerintahkan kepada kaumnya , sebagaimana yang telah
dikerjakan oleh para nabi, untuk beriman kepada Allah tanpa
menyekutukan-Nya dan mematuhinya ( Hud) sebagai Nabi pada waktu itu.
Orang-orang menanggapinya dengan rasa permusuhan terhadap Hud. Mereka
menuduhnya sebagai orang yang kurangajar, penuh dengan kebohongan dan
berusaha untuh mengubah sistem yang telah berlangsung sejak para
pendahulu mereka.
Surat lain yang menyebutkan tentang kaum 'Ad adalah surat Asy- Syu'araa'.
166.
Dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas".
167. Mereka menjawab: "Hai Luth, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir"
167. Mereka menjawab: "Hai Luth, Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir"
Dalam surat ini
ditekankan sifat-sifat dari kaum 'Ad. Menurut surat ini kaum 'Ad
adalah "orang-orang yang membangun tanda-tanda/monumen disetiap tempat
yang tinggi" pan para anggota sukunya "membangun gedung-gedung yang
indah dengan harapan mereka akan hidup didalamnya (selamanya)".
Disamping itu, mereka mengerjakan kerusakan/kejahatan dan berkelakuan
brutal. Ketika Hud memperingatkan kaumnya, mereka mengomentari
kata-katanya sebagai "kebiasaan kuno". Mereka sangat yakin bahwa tidak
ada hal yang akan terjadi terhadap mereka;
Keberuntungan
kaum 'Ad adalah berkaitan dengan letak mereka yang strategis -bertindak
selaku perantara dalam perdagangan rempah-rempah antara India dengan
tempat-tempat di sebelah Utara semenanjung Arab. Di samping itu
orang-orang yang berdiam di daerah ini menghasilkan dan mendistribusikan
"frankincense" sebuah aroma wangi-wangian dari getah/damar sejenis
pohon langka yang menjadi barang yang sangat penting dalam masyarakat
kuno, tanaman ini digunakan sebagai dupa (asap wangi) dalam bebagai
acara religi/keagamaan. Pada sat itu, tanaman tesebut setidaknya sama
berharganya seperti emas.
Saat itu juga
reruntuhan-reruntuhan mulai dilakukan penggalian, ditengarai bahwa
reruntuhan dari kota tersebut berupa pilar-pilar milik kaum 'Ad dan
Iram seperti disebutkan dalam Al Qur'an, karena di berbagai susunan
yang digali adalah menara yang merujuk/dihubungkan dengan yang ada dalam
Al Qur'an. Dr. Zarins seorang anggota tim penelitian yang memimpin
penggalian mengatakan bahwa selama menara-menara itu dianggap sebagai
unsur yang menunjukkan ke-khas-an kota 'Ubar, dan selama Iram disebutkan
mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka, sejauh ini, itu
merupakan bukti terkuat bahwa peningalan sejarah yang mereka gali adalah
Iram, kota kaum 'Ad yang disebutkan dalam Al Qur'an.Di dalam Al
Qur'an kaum 'Ad dikatakan bahwa mereka dibinasakan melalui angin badai
yang dahsyat. Dalam sebuah ayat disebutkan bahwa angin badai yang
hebat berlangsung selama tujuh malam delapan hari dan menghancurkan
seluruh kaum 'Ad.
Meskipun telah
diperingatkan sebelumnya, orang-orang ternyata tidak mengindahkan
peringatan dan merekapun terus menerus menolak nabi mereka. Mereka
berada dalam sebuah khayalan bahwa mereka tidak akan pernah memahami apa
yang sedang terjadi pada mereka ketika melihat penghancurn tersebut
menghampiri mereka dan merekapun tetap dalam keingkarannya :
Dalam ayat ini
disebutkan bahwa orang-orang melihat awan yang akan membawa malapetaka
bagi mereka, namun tidak dapat memahami apakah sebenarnya hal tersebut
dan mereka berpikir bahwa itu merupakan awan yang membawa hujan. Ini
merupakan indikasi tentang bagaimana bencana tersebut mendatangi kaum
tersebut. Sebab sebuah badai siclone yang sedang terjadi menyapu
sepanjang gurun pasir juga akan nampak seperti sebuah awan bila
terlihat dari kejauhan. Adalah mungkin bahwa kaum 'Ad dikelabuhi oleh
pemunculan seperti ini dan tidak menyadari bencana tersebut.
Doe memberikan
penggambaran terhadap sebuah badai pasir yang berdasarkan atas
pengalaman pribadinya; ' tanda pertama ( dari debu badai pasir) adalah
mendekatnya tembok udara memuat pasir yang tinggi puncaknya mungkin
mencapai ribuan kaki, diangkat oleh arus kuat yang berambah kuat dan
diaduk oleh sebuah badai angin yang sangat kuat
Meskipun
sisa-sisa peninggalan kaum 'Ad "Atlantis di padang pasir, Ubar " telah
ditemukan kembali dari bawah lapisan pasir yang tebalnya mencapai
beberapa meter, tampaknya angin yang mengerikan yang terjadi selama
tujuh malam dan delapan hari, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an
mengakibatkan tertumpuknya berton-ton pasir diatas kota dan menimbun
hidup-hidup orang-orang tersebut didalam bumi. Sebuah penggalian yang
dilakukan di Ubar menunjukkan kepada sebuah kemungkinan yang sama.
Majalah Prancis, Ca M'Interesse menyatakan hal-hal yang sama; " Ubar
dikubur dibawah pasir setebal 12 meter yang diakibatkan oleh badai .
Bukti paling
penting yang menunjukkan bahwa kaum 'Ad dikubur oleh sebuah badai
adalah kata "ahqaf" yang digunakan dalam Al Qur'an untuk menandai
lokasi dari kaum 'Ad. Penggambaran yang digunakan dalam ayat 21 surat
Al-Ahqaf adalah sebagai berikut:
Dan
ingatlah (Hud) saudara kaum 'Ad yaitu ketika ia memberi peringatan
kepada kaumnya di al Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa
orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan) :
"Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir
kamu akan ditimpa azab hari yang besar".
mereka adalah
akar pohon palem yang tercerabut (dari dalam tanah)", tentunya telah
memusnahkan seluruh orang-orang tersebut dalam waktu yang sangat
singkat, orang-orang yang hingga saat mereka dibinasakan itu hidup
dengan mengolah lahan pertanian yang subur dan membangun
bendungan-bendungan serta saluran-saluran air irigasi untuk mereka
sendiri. Semua ladang-ladang pertanian yang subur , saluran-saluran
irigasi dan bendungan-bendungan dari masyarakat yang pernah hidup disana
tertutup oleh pasir, seluruh kota dan penduduknya dikubur hidup-hiduo
dalam pasir, setelah orang-orang tersebut dihancurkan maka padang
pasir seketika menjadi luas dan menutupinya tanpa meniggalkan jejak
sedikitpun.
Sebagai
akibatnya dapat dikatkan bahwa temuan sejarah dan arkeologi
mengindikasikan bahwa kaum 'Ad dan kota Iram benar-benar pernah ada dan
dihancurkan sepeti disebutkan dalam Al Qur'an. Berdasarkan penelitian
lebih lanjut sisa-sis/reruntuhan dari kaum ini yang telah ditemukan
kembali dari dalam gurun pasir.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Judul: Bencana Kaum Sodom
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Bencana Kaum Sodom ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan silahkan berkomentar apa bila ada yang ingin disampaikan
Judul: Bencana Kaum Sodom
Ditulis Oleh Unknown
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Bencana Kaum Sodom ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya dan silahkan berkomentar apa bila ada yang ingin disampaikan
0 komentar:
Post a Comment